SELAMAT DATANG DI WEB SITE BERBAGI ILMU

Pemimpin yang Adil

Pemimpin yang adil
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan memberikan karunia iman dan Islam. Semoga kita bisa senantiasa meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wata’ala.
Hampir dua minggu ramadhon berlalu. Semoga kita semua istiqomah dalam ketaatan dan bisa meraih tujuan dari puasa tersebut, yaitu menjadi orang yang bertakwa.
Jika saja semua atau sebagian besar masyarakat kita merupakan orang-orang yang taat dan bertakwa, maka insyaAllah keberhakaan dan kasih sayang Allah akan menyelimuti kehidupan kita semuanya.


Allah berfirman,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُوْنَ

Seandainya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa niscaya Kami bukakan bagi mereka berkah dari langit dan bumi, akan tetapi mereka malah mendustakan maka Kami pun menyiksa mereka disebabkan apa yang dulunya mereka upayakan (Al-A’raf:96)
Meskipun demikian, yang juga patut kita waspadai kerusakan akhlak suatu kaum akan menyebabkan kerusakan pula pada langit dan bumi. Allah berfirman,

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan/ulah manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (Ar-Rum: 41)
Membaca kedua ayat tersebut, kami teringat dengan ucapan para ulama yang mengatakan, “Jika Allah menghendaki kehancuran suatu negeri, maka dikirim kepada mereka para pemimpin yang dholim.”
Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun baik komunitas suatu masyarakat, akan tetapi jika para pemimpin mereka adalah orang-orang yang dholim, maka hal tersebut merupakan pertanda suatu kehancuran.
Berkenaan dengan hal tersebut maka terlihat betapa besarnya peran seorang pemimpin di tengah suatu masyarakat. Para ulama mengatakan,

إذا صلح الرأس فما على الجسد بأس

Jika baik kepalanya maka akan baik pula tubuhnya.
Maksudnya jika baik pikirannya akan baik tingkahnya, atau jika baik pemimpinnya, maka akan baik pula masyarakatnya.
Dengan power yang mereka miliki, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk “mengendalikan” atau “membimbing” bawahan mereka.  Kepemimpinan pun menjadi seperti pedang yang jika dipegang oleh orang yang baik dan menggunakannya untuk dakwah di jalan Allah, maka hal itu akan menjadikan dirinya sebagai seorang yang begitu istimewa di hadapan Allah.
Sebaliknya, jika ia tidak bisa memimpin dan menggunakan posisi dan jabatannya untuk kebaikan, atau bahkan mereka bertolong menolong dalam kerusakan dan kemaksiatan, maka kepemimpinannya merupakan suatu kerugian yang besar.
Rasulullah bersabda,

وعَنْ أَبِى سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم

إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْه

ُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ

Dari Ibnu Sa’id, berkata rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam, sesungguhnya manusia yang paling dicintai Allah dihari kiamat dan akan dimuliakan di majelis Allah adalah imam yang adil. Dan sejauh-jauh manusia dihadapan majelisnya Allah adalah imam yang tidak adil.
Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda,
Barang siapa yang menunjuki seseorang kepada kebenaran, maka ia mendapatkan pahala semisal orang yang mengikutinya, tidak berkurang sedikit pun.
Para ulama menafsirkan bahwa demikian juga mereka yang mengajak kepada kesesatan, maka ia akan menanggung dosa serupa dari orang-orang yang mengikutinya atau mereka yang sesat karena dirinya.
Urusan kepemimpian ada pada semua aspek. Oleh karena itu, masalah kepemimpian juga dipahami sebagaimana hadits rasul tentang seorang hakim,

الْقُضَاةُ ثَلاَثَةٌ ، اثْنَانِ فِي النَّارِ ، وَوَاحِدٌ فِي الْجَنَّةِ : رَجُلٌ عَلِمَ الْحَقَّ فَقَضَى بِهِ ، فَهُوَ فِي الْجَنَّةِ ، وَرَجُلٌ قَضَى لِلنَّاسِ عَلَى جَهْلٍ ، فَهُوَ فِي النَّارِ ، وَرَجُلٌ جَارَ فِي الْحُكْمِ ، فَهُوَ فِي النَّارِ

Hakim itu ada 3 macam, dua kelompok di dalam neraka dan satu kelompok di dalam sorga. Mereka yang menghukumi dengan benar maka ia di dalam sorga, tetapi mereka yang menghukum dengan kejahilan maka ia di dalam neraka. Dan hakim yang tidak adil dalam memutuskan, maka ia di dalam neraka.
Oleh karenaitu, kita sungguh membutuhkan pemimpin yang baik, adil dan bijaksana. Mereka yang dengan kekuasaan yang dimilikinya mampu membimbing orang-orang yang dipimpinnya kepada ketaatan dan kebenaran.
Pemimpin yang bisa memberikan teladan yang baik kepada pengikutnya. Dan sungguh rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam merupakan pemimpin terbaik sepanjang masa. Allah berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

Dan sungguh pada dirimu terdapat teladan yang baik bagi mereka yang mengharapkankan Allah dan hari akhir,  dan barang siapa yang engkar sungguh Allah maha kaya dan terpuji.
Rasulullah salallahu a’alaihi wassalam misalnya, meskipun ia seorang pemimpin umat, akan tetapi ia tetap dengan rela dan senang hati melakukan berbagai pekerjaan rumah. Rasulullah bahkan menjahit pakaiannya yang robek sendiri. Demikianlah rasulullah berusaha untuk juga menjadi pemimpin terbaik tidak hanya di tengah masyarakat, tetapi juga dalam keluarga.
Kita juga butuh seorang pemimpin seperti Abu Bakar Asshidiq yang begitu rendah hati dan siap menerima masukan dari kritik dari umatnya. Beliau berkata dalam khutbahnya ketika diangkat sebagai khalifah,

أَمّا بَعْدُ أَيّهَا النّاسُ فَإِنّي قَدْ وُلّيت عَلَيْكُمْ وَلَسْت بِخَيْرِكُمْ فَإِنْ أَحْسَنْت فَأَعِينُونِي ، وَإِنْ أَسَأْت فَقَوّمُونِي

Amma ba’du. Sungguh aku telah dipilih oleh kalian (untuk memimpin) dan bukanlah aku orang yang terbaik di antara kalian. Oleh karena itu, jika aku benar, maka bantulah aku, tetapi jika aku salah, maka luruskanlah.
Kita juga butuh seorang pemimpin yang dekat dengan para ulama, yang suka belajar dari mereka. Dalam suatu kisah disebutkan,

لما تولى الخليفة عمر بن عبدالعزيز الخلافة بعث إلى الحسن بن أبي الحسن البصري يسأله عن صفات الإمام العادل فكتب البصري: اعلم يا أمير المؤمنين أن الله جعل الإمام العادل قوام كل مائل، وقصد كل جائر، وصلاح كل فاسد، وقوة كل ضعيف، ونصفة كل مظلوم، ومفزع كل ملهوف

 “Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirim utusan kepada Hasan bin Abi Hasan Albasri untuk menanyakan karakater pemimpin yang adil, maka dijawab oleh Hasan Al Bashri,: Wahai amirul mukminin, sesungguhnya Allah menjadikan seorang pempimpin yang adil itu mampu memimpin umatnya, menghancurkan semua penyimpangan (korupsi), memperbaiki semua yang rusak, menguatkan kelompok yang lemah, membantu mereka yang tertindas dan menakutkan semua yang curang”.
Hal tersebut menggambarkan bagaimana seorang umar bin abdul aziz yang merupakan seorang pemimpin yang sangat terkenal keadilannya bersikap begitu tawadhu’. Pada masanya begitu sulit mencari orang yang menerima zakat karena hampir semua orang hidup layak. Umar bin Abdul Aziz berjuang keras untuk mensejahterahkan rakyatnya.
Bahkan pernah suatu hari, ketika Umar Bin Abdul Aziz sedang tidur-tiduran disiang hari, ia diingatkan oleh anaknya, “wahai ayah, apakah ayah tidak takut dengan hari pertemuan dengan Allah ketika ayah diminta untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinan ayah?”. Maka pada waktu itu, Umar bin Abdul Aziz tidak pernah tidur di siang hari, sementara sebagian malamnya dihabiskan untuk khusu’ beribadah kepada Allah.
Maka bagaimanakah dengan para pemimpin kita?. Kita berharap dan berdoa semoga mereka termasuk  pemimpin yang adil. Pemimpin yang dalam hadits rasulullah merupakan salah satu dari tujuh kelompok yang akan masuk sorga tanpa hisab ketika tidak ada perlindungan selain perlindungan dari Allah.
Dalam hadits rasulullah bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ الإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَشَابٌّ نَشَأَ في عِبَادَةِ رَبِّهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ في الْمَسَاجِدِ ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا في اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إني أَخَافُ اللَّهَ

وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Tujuh golongan yang akan dilindungi oleh Allah pada hari tidak ada lagi perlindungan selain mereka, pemimpin yang adil, pemuda yang khusu’ beribadah kepada Allah, seorang yang hatinya terikat dengan masjid, mereka yang saling mencintai karena Allah, seorang laki-laki yang digoda oleh seorang wanita cantik kemudian ia berkata aku takut kepada Allah, seorang yang suka memberi secara diam-diam sampai tidak tahu tangan kirinya dari apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan seorang yang berdzikir kepada Allah dalam kesepian kemudian menetes air matanya.
Dan sungguh sebenarnya kita semua adalah pemimpin. Pemimpin lembaga tempat kita bekerja, pemimpin keluarga, atau pemimpin untuk diri kita sendiri. Rasulullah bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالأَمِيْرُ رَاعٍ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَّةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّت

Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin. Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin.
Semoga kita semua bisa menjadi pemimpin yang adil dan kita mendapatkan pemimpin yang adil sehingga masyarakat kita senantiasa dalam lindungan dan kasih sayang Allah.
Delhi,
10 September 2011
https://cahayawahyu.wordpress.com
Author : wisata indonesia Minggu, 01 Februari 2015

Belum ada komentar untuk "Pemimpin yang Adil"

Posting Komentar