SELAMAT DATANG DI WEB SITE BERBAGI ILMU

Pengertian Direct Online Stater

 

Pengertian Direct Online Stater

Direct Online Stater atau bisa disebut dengan DOL yaitu rangkaian kontrol listrik yang berfungsi memberikan sebuah arus kepada motor listrik atau elmot. Agar motor listrik tersebut bisa berputar untuk menggerakan suatu mesin.

Rangkaian Direct Online Starter ini sering dipakai pada industri, karena motor listrik pada start awal itu membutuhkan sebuah arus yang sangat tinggi bisa disebut dengan Inrush Current.

Untuk mengurangi lonjakan arus yang tinggi pada motor listrik atau elektro motor diperlukan sebuah rangkaian kontrol yang disebut dengan Direct Online atau bisa juga menyebutnya DOL stater.

Inruch Current atau Lonjakan arus Start = 4 - 7 x In ( In = nilai name plate elektro motor)

Aplikasi Direct Online Stater

Rangkaian Direct Online Stater ini biasanya diaplikasikan di dunia industri seperti pabrik, kebanykan DOL ini digunakan pada mesin atau kapasitar elektro motornya dibawah 10kW.

Jika mesin atau elektro motornya diatas 10kW bisa menggunakan rangkaian star delta stater atau inverter.

Prinsip Kerja Direct Online Stater

Rangkaian Direct Online Stater secara umum bekerja langsung memberikan tegangan 380V AC pada elektro motor jadi langsung full load untuk menggerakan elektro motor.

Melalui sebuah rangkaian yang mempunya pengamanan short circuit dan overload untuk mengamakan sebuah elektro motor tersebut.

Sambungan yang disarankan adalah delta tetapi tergantung pada elektro motor tersebut ada juga yang sambungan bintang (star).

Saran lihat terlebih dahulu nameplate dari motor tersebut untuk teganan 380V AC menggunakan sambungan  Delta atau Star.

Komponen yang dibutuhkan Direct Online Stater

Rangkaian pasti membutuhkan sebuah komponen untuk menunjang rangkaian tersebut berjalan dengan sempurna. Apa saja komponen yang dibutuhkan rangkaian Direct Online Stater ?, berikut List komponenya.

  • MCB ( Miniatur Circuit Breaker )
  • MCCB ( Moulded Case Circuit Breaker )
  • Push Button.
  • Thermal Overload Relay ( TOR )
  • Kontaktor Coil 220V AC
  • Pilot Lamp.
  • Emergency Stop
  • Kabel Kontrol 0.75 mm.

Miniatur Circuit Breaker

MCB ini berfungsi untuk mengamankan sebuah hubungan singkat atau konsleting pada jalur rangkaian kontrol. 

Jadi tidak langsung imbas ke MCCB utama, dan memudahkan ketika maintenen atau cuman mencoba sebuah rangkaian kontrol direct online stater saja.

Baca selengkapnya tentang Miniatur Circuit Breaker.

Moulded Case Circuit Breaker

Sama halnya mcb untuk mengamankan hubungan singkat, tetapi ini lebih ke jalur daya atau jalur yang menyuplai untuk ke elektro motor. 

MCCB ini biasanya digunakan untuk 3 phase.

Baca selengkapnya tentang Moulded Case Circuit Breaker.

Push Button 

Komponen push button ini mendukung untuk sebuah triger atau perintah untuk menyalakan sebuah kontrol dengan sistem kerja open close.

Push button mempunyai sebuah kontak yang dinamakan Normaly Open (NO) dan Normaly Close (NC). 

Warna yang digunakan adalah hijau untuk ON atau Start dan warna merah untuk OFF atau Stop.

Thermal Overload Relay

Komponen ini adalah sebuah nyawa pada elektro motor, kenapa saya bilang nyawa karena fungsi dari thermal overload relay atau biasanya bisa disebut TOR.

Untuk mengamankan sebuah elektro motor berdasarkan ampere atau arus, jika elektro motor melebihi arus yang sudah di tetapkan pada nameplate elektro motor tersebut bisa terbakar.

Anda bisa membaca lengkap artikel tentang thermal overload relay

Kontakor 

Kontaktor berfungsi untuk On atau Off sebuah arus yang menuju ke elektro motor dengan perintah dari push button atau komponen lainya. 

Fungsinya seperti saklar tetapi ini 3 phase dan memiliki kemampuan ampere yang tinggi, dan menggunakan coil untuk menarik kontak-kontak pada kontaktor tersebut.

Anda bisa membaca juga lengkap tentang Kontaktor

Pilot Lamp

Komponen listrik yang berfungsi untuk menandakan sebuah rangkaian tersebut On atau Off dengan menyalakan sebuah lampu dengan warna yang dikehendaki teknisi.

Anda bisa mempelajari dengan lengkap di artikel tentang Pilot Lamp.

Kabel Kontrol 

Kabel kontrol ini sangat perlu karena untuk menghantarkan teganan atau arus dari komponen satu dengan komponen yang lainya. 

Ketika komponen semua disatukan oleh kabel kontrol, maka rangkaian tersebut bisa bekerja secara sequen atau berurutan sesuai yang anda wiring.

Istilah orang sedang pengkabelan pada rangkaian listrik adalah Wiring

Wiring Diagram Direct Online Stater

Rangkaian Direct Online Stater (DOL)


Penjelasan Kontrol Direct Online Stater

Pada gambar di atas terdapat 2 rangkaian yaitu rangkaian daya dan rangkaian kontrol, pertama akan saya jelaskan urutanya rangkaian kontrolnya.

  • MCB di Onkan, arus akan mengalir ke Emergency Stop
  • Emergency stop dalam posisi normal (NC) arus mengalir menuju TOR.
  • Thermal Overload Relay dalam keadaan normal maka arus bisa mengalir dan menuju ke Push button stop. 
  • Push button stop dalam keadaan normal (NC) arus melewati dan berhenti pada push button Start. 
  • Karena push button ini normalnya dalah open (NO). 
  • Tombol push botton hijau (start) maka arus akan mengalir dan menuju ke Kontaktor (A1).
  • Kontaktor bekerja kemudian kontak NO dari kontaktor 13 dan 14 semulanya NO menjadi NC dan membuat pengunci agar kontaktor bekerja terus. Sebab Push button start jika dilepas tidak mengalir arus (NO). 
  • Pilot lamp warna hijau menyala.
  • Tombol push button stop untuk mematikan rangkaian direct online tersebut.
  • Jika trip maka overload dari 97 dan 98 berbah menjadi NC dan pilot lamp merah menyala.

Kelebihan Rangkaian Direct Online DOL

  • Torsi awal yang tinggi.
  • Mudah digunakan dan paling ekonomis.
  • Rangkaian kontrol yang mudah dibuat.
  • Mudah dalam troubleshooting.
  • Lebih kompak dalam ukuran ramping.

Kekurangan Rangkaian Direct Online DOL

  • Arus awal motor tidak berkurang.
  • Starter Direct ON Line memiliki arus awal sangat tinggi atau arus terlalu banyak 6 hingga 8 kali dari arus beban penuh.
  • Karena tekanan panas yang sangat besar pada motor, umur mesin berkurang.
  • Ada penurunan yang signifikan dalam tegangan pada instalasi listrik karena terlalu banyak arus deras dan karena pelanggan lain ini terhubung ke jalur yang sama yang terkena, maka ini hanya cocok untuk motor kecil.
  • Tegangan mekanis pada sistem mekanis meningkat karena torsi awal yang tinggi yang tidak perlu, bahkan ketika tidak diperlukan oleh beban dan ini sangat berbahaya bagi masa pakai alat berat.
  • Starter DOL hanya cocok untuk motor dengan peringkat kurang dari 10kw.
  • Kerugian starter DOL adalah memberikan arus awal setinggi mungkin.

Kesimpulan 

Rangkaian Direct Online Stater ini sangat mudah dipahami dengan komponen yang sederhana atau sedikit sudah bisa menjalankan sebuah motor 3 phase.

Sistem kerjanya hanya tombol start dan tombol stop.

Semoga bermanfaat untuk selalu belajar dan belajar tentang listrik dan teknologi, jika ada pertanyaan langsung saja tinggalkan komentar.

sumber : https://www.plcdroid.com/2019/03/rangkaian-direct-online-stater-dol.html

Saklar Ganda dan Stop Kontak

 

Pemasangan Saklar Ganda dan Stop Kontak




PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK SEDERHANA


 

Memahami Sistem 3 Phase dalam Kelistrikan

Memahami Sistem 3 Phase dalam Kelistrikan

 

Memahami Sistem 3 Phase dalam Kelistrikan

Listrik AC dan DC
Kelistrikan secara umum ada 2 jenis berdasarkan sifat gelombangnya yaitu listrik AC (alternating current) atau arus bolak-balik dan listrik DC (direct current) atau arus searah. Pada listrik AC ada 2 macam sistem 1 fasa dan 3 fasa.

Tegangan AC (Alternating Current)/bolak-balik
AC adalah singkatan dari Alternating Current, yaitu Listrik arus bolak-balik. Dinamakan demikian karena listrik ini mempunyai bentuk gelombang sinusoidal. Artinya adalah listrik ini mempunyai polaritas yang berubah-ubah antara kutub positif dan negative.

Pengertian 1 Phase / Fasa Tunggal
Di dunia kelistrikan, pada listrik AC ini ada 2 sistem yang dikenal yaitu system 1 phase atau biasa disebut dengan single phase dan 3 phase. Tegangan 1 phasa adalah instalasi listrik yang menggunakan dua kabel penghantar yaitu 1 kabel di fungsikan phasa dan 1 kabel lagi di fungsikan sebagai netral. Lihat pembahasan lebih lengkap di “Pengertian 1 Phase dalam Kelistrikan”.

Di Indonesia, sistem 1 phase ini mempunyai tegangan 220VAC. Sedangkan di berbagai negara, besar tegangan 1 phase ini bervariasi. Untuk lebih detilnya dapat di lihat di “daftar table tegangan 1 phase”.

Pengertian 3 Phase / 3 Fasa
Untuk memenuhi kebutuhan dalam suplai daya listrik, sistem 1 phase dikembangkan menjadi 3 phase. Sistem ini menggunakan 3 gelombang sinusoidal yang mempunyai perbedaan sudut phase masing-masing 120 derajat. Berikut adalah gambaran mengenai gelombangnya.

Di Indonesia, sistem 3 phase umumnya diterapkan pada jaringan listrik yang disuplai oleh PLN mulai dari pembangkit sampai Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang berada di depan rumah pelanggan.

Pelanggan listrik perumahan dengan daya dibawah 3500VA, menerima aliran listrik system 1 phase dengan menggunakan 2 penghantar yaitu kabel phase dan netral. Sedangkan pelanggan listrik daya diatas 3500VA, baik perumahan atau industry, akan menerima aliran listrik 3 phase dengan menggunakan 4 penghantar yaitu 3 penghantar phase dan 1 netral.

Sistem 3 phase yang diterapkan PLN menggunakan tegangan 380V. Tetapi ada juga industry yang mempunyai pembangkit sendiri menggunakan tegangan 400VAC, 480VAC atau 690VAC.

Hubungan bintang (“Y” atau star)
Ciri khas dari hubungan star ini adalah symbol menyerupai huruf alphabet Y terbalik. Pada rangkaian bintang/star ini memiliki titik tengah (dalam hal ini =x), yang biasanya dihubungkan dengan penghantar Netral.

Bila tegangan kerja 380VAC, maka dapat diartikan bahwa:

Tegangan Phase to phase

  • Titik a – c: 380VAC
  • Titik a – b: 380VAC
  • Titik c – b: 380VAC

Tegangan Phase to netral

  • Titik a – x: 220VAC
  • Titik b – x: 220VAC
  • Titik c – x: 220VAC

Berikut ini adalah gambar rangkaian star/bintang
Dalam hubungan bintang ini, jika hambatan atau beban listriknya seimbang (Ra = Rb = Rc) dan disuplai oleh tegangan listrik yang sama besar, maka akan menghasilkan arus phase yang sama dan akibatnya titik “X” yang dihubungkan ke penghantar netral akan mempunyai arus nol.

Hubungan Delta
Ciri khas dari hubungan delta ini adalah symbol segitiganya. Pada rangkaian delta ini tidak terdapat titik tengah sebagai pusat/netral. Bila titik-titik ujungnya di ukur maka ini akan mengukur phase to phase. Bila tegangan kerja 380VAC, maka dapat diartikan bahwa:

  • Titik a – c: 380VAC
  • Titik a – b: 380VAC
  • Titik c – b: 380VAC

Berikut ini adalah gambar rangkain delta

System 3 phase diterapkan mulai dari motor listrik, transformer/trafo, generator, system transmisi, power distribution/distribusi tenaga.

Mengapa Ada Sistem 3 phase?
Sistem 3 phase dikembangkan karena memiliki keunggulan yaitu daya yang ditransmisikan bisa lebih besar dibanding system 1 phase dengan besar penghantar dan arus listrik yang sama. Karena itu mulai dari pembangkitan sampai distribusi, sistem 3 phase ini digunakan.

Pada motor listrik, system 3 phase memberikan daya torsi motor yang lebih besar dibandingkan dengan motor 1 phase. Dengan medan magnet berputar yang dihasilkan sistem 3 phase dengan arah dan besaran konstan yang disederhanakan, maka akan menyederhanakan disain atau konstruksi motor listrik.

Penggunaan Warna Kabel 3 Phase
Secara keseluruhan, sistem 3 phase ini mempunyai 4 penghantar atau kabel yaitu: 3 kabel untuk phase L1, L2, L3 dan netral serta ditambah kabel ke-5 yang berfungsi sebagai grounding. Penggunaan warna kabel ini telah diatur oleh standar nasional dan internasional. Berikut ini adalah rangkuman table yang mengatur colour coding/kode warna kabel.


Referensi

  • IEC 60446 Identification of conductors by colours or alphanumerics
  • AS/NZS 3000 Electrical Installations
  • BS 7671 Requirements for Electrical Installations
  • PUIL (2011) Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011

Itulah pemahaman dasar mengenai system 3 phase dan beberapa standar yang bisa dijadikan referensi dalam menentukan warna kabel berdasarkan fungsinya. Secara umum, kita menggunakan PUIL sebagai acuan nasional. Tapi tidak tertutup kemungkinan ada instalasi listrik yang menggunakan standar international dalam instalasi listriknya, sesuai dengan permintaan pengguna.

sumber : https://www.amanitekno.com/memahami-sistem-3-phase-dalam-kelistrikan/ 

Instalasi Listrik di rumah 1 Phase Sederhana

 Instalasi Listrik di rumah 1 Phase Sederhana

Instalasi Listrik 1 Phase pada rumah.
Berikut ini akan kita bahas mengenai definisi, fungsi dan cara pemasangan dari listrik 1 phase pada instalasi rumah.
Instalasi Listrik 1 Phase


INSTALASI LISTRIK 1 PHASE



Definisi  :
Definisi Instalasi Listrik 1 Phase adalah jenis instalasi listrik yang menggunakan 2 buah kawat penghantar, yaitu 1 kawat penghantar untuk phase (Sumber/Tegangan) dan 1 kawat penghantar lainnya untuk 0 (Netral). Sederhananya adalah sebuah Instalasi Listrik menggunakan 2 buah kabel, yaitu 1 kabel yang memiliki tegangan dan 1 kabel netral. 

Fungsi  : 
Fungsi Instalasi Listrik 1 Phase digunakan untuk konsumen rumah tangga dengan tegangan 220 volt. 

Cara Pemasangan  :
Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase sangat sederhana karena hanya menggunakan 2 buah kabel. Kita bisa melihat aplikasinya dalam Instalasi Listrik Rumah.

Contoh  :

Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase dari Meteran PLN menuju MCB


Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase dihubungkan pada Lampu dan Saklar


Fungsi Lampu dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah sebagai sumber penerangan. 
Fungsi Saklar dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah untuk memutus dan menyambungkan arus listrik menuju peralatan, biasanya dihubungkan ke lampu. Sehingga kita bisa menyalakan atau mematikan lampu.

Saklar terdiri dari 2 jenis, yaitu :
Saklar Tunggal (1 buah saklar dengan 1 buah tombol untuk menyalakan 1 buah lampu) dan Saklar Seri (1 buah Saklar yang berisikan beberapa tombol untuk menyalakan / mematikan beberapa lampu secara terpisah).

Cara pemasangan Lampu dan Saklar dalam Instalasi Listrik 1 Phase sebagai berikut  :

Pastikan MCB dari PLN dan MCB pembagi dalam kondisi OFF / Mati sebelum melakukan Instalasi, untuk langkah pengamanan agar tidak tersengat aliran Listrik. Siapkan peralatan-peralatan seperti (Tang potong, Tang Kombinasi, tespen dan obeng). Sediakan 2 buah kabel dengan warna berbeda (Contoh : Merah & Hitam).

Kita akan lakukan Instalasi kabel Phase / tegangan untuk Saklar terlebih dahulu, menggunakan kabel merah sebagai tanda kabel Instalasi Phase / tegangan.

Sambungkan kabel merah dari meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih dahulu, sebagai pengaman untuk menghindari korsleting yang terjadi dalam rangkaian instalasi. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output MCB pembagi menuju salah satu input terminal pada Saklar. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output saklar menuju salah satu terminal lampu. Untuk Saklar Seri (Jumlah terminal output sesuai dengan banyaknya tombol yang tersedia).

Instalasi kabel untuk Phase / tegangan sudah beres, sekarang kita akan melakukan Instalasi kabel 0 / Netral.

Instalasi kabel 0 / Netral kita gunakan kabel berwarna hitam. Sambungkan kabel hitam dari meteran PLN langsung menuju terminal lampu. Instalasi Listrik 1 Phase pada Lampu dan Saklar sudah selesai, kini saatnya untuk uji coba rangkaian Instalasi yang telah kita kerjakan.

Langkah pengujian Instalasi Listrik 1 Phase pada Lampu dan Saklar sebagi berikut  :

Nyalakan MCB meteran PLN, tes menggunakan tespen pada outputnya apakah aliran listrik sudah ON / nyala. Jika sudah OK, nyalakan MCB pembagi. tekan tombol pada saklar, maka lampu akan menyala, matikan tombol saklar maka lampu akan padam. Mudah bukan.

Jika masih bingung, ikuti jalur Instalasinya pada gambar dibawah ini. 

Instalasi 1 Phase Lampu & Saklar


Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase dihubungkan pada Stop Kontak

Fungsi Stop Kontak dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah sebagai penghubung antara peralatan-peralatan listrik yang akan digunakan dengan sumber listrik yang berasal dari PLN.

Cara pemasangan Stop Kontak dalam Instalasi Listrik 1 Phase sebagai berikut  :

Selalu pastikan MCB dari PLN dan MCB pembagi dalam kondisi OFF / Mati sebelum melakukan proses Instalasi, sebagai langkah pengamanan agar tidak tersengat aliran Listrik. Siapkan peralatan-peralatan seperti (Tang potong, Tang Kombinasi, tespen dan obeng). Sediakan 2 buah kabel dengan warna berbeda (Contoh : Merah & Hitam).

Kita akan lakukan Instalasi kabel untuk Phase / tegangan untuk Stop Kontak terlebih dahulu, menggunakan kabel merah sebagai tanda kabel Instalasi Phase / tegangan.

Sambungkan kabel merah dari meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih dahulu, sebagai pengaman untuk menghindari korsleting yang terjadi dalam rangkaian instalasi Stop Kontak. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output MCB pembagi menuju salah satu input terminal pada Stop Kontak.

Instalasi kabel untuk Phase / tegangan Stop Kontak sudah beres, sekarang kita akan melakukan Instalasi kabel 0 / Netral.

Instalasi kabel 0 / Netral untuk Stop Kontak menggunakan kabel berwarna hitam. Sambungkan kabel hitam dari meteran PLN langsung menuju terminal Stop Kontak. Instalasi Listrik 1 Phase pada Stop Kontakr sudah selesai, kini saatnya untuk uji coba rangkaian Instalasi yang telah kita kerjakan.

Langkah pengujian Instalasi Listrik 1 Phase pada Stop Kontak sebagi berikut  :

Nyalakan MCB meteran PLN, tes menggunakan tespen pada outputnya apakah aliran listrik sudah ON / nyala. Jika sudah OK, nyalakan MCB pembagi. Kemudian tes lobang Stop kontak menggunakan tespen. Jika Instalasinya benar, maka salah satu dari 2 lobang Stop Kontak teraliri listrik. Jika sudah OK, maka Stop Kontak siap digunakan untuk menyambungkan peralatan-peralatan listrik. Mudah bukan.

Jika masih bingung, ikuti jalur Instalasinya pada gambar dibawah ini. 

Instalasi 1 Phase Stop Kontak

Untuk membantu anda dalam Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase kami berikan rincian besaran Daya yang disediakan PLN beserta penggunaan MCB yang sesuai, dalam tabel di bawah Ini  :

INSTALASI LISTRIK 1 PHASE
No.Daya Terpasang (Volt Ampere)MCB/MCCB (Ampere)
12501 X 1,2
24501 X 2
39001 X 4
413001 X 6
52.2001 X 10
63.5001 X 16
74.4001 X 20
85.5001 X 25
97.7001 X 35
1011.0001 X 50
1113.9001 X 63
1217.0001 X 80
1322.0001 X 100

Dari data tabel diatas, kita dapat mudah mengetahui besarnya daya listrik yang tersedia dengan melihat besarnya MCB yang digunakan di meteran PLN. Sehingga dapat membantu dalam Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase, dalam menentukan jumlah peralatan listrik yang akan digunakan.

Contoh  :
Jika dimeteran PLN terpasang MCB sebesar 6 Ampere, maka daya yang tersedia pada Instalasi Listrik 1 Phase sebesar 900 VA. Sehingga kita harus memperkirakan jumlah total pemakaian peralatan listrik dibawah 900 VA, agar MCB dimeteran PLN tidak trip / mati karena kelebihan beban.

Listrik sudah menjadi kebutuhan vital bagi kehidupan Kita, sehingga kita harus sangat bijak dalam penggunaan Listrik, agar tidak mendapatkan beban biaya tagihan yang besar tiap bulannya. Untuk itu Anda bisa gunakan Tips Hemat Listrik, dalam kehidupan sehari-hari.


Saya harapkan penjelasan tentang Instalasi Listrik 1 Phase : Definisi, Fungsi & Cara Pemasangan dapat menambah pengetahuan kita semua dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Selanjutnya kita akan membahas tentang Instalasi Listrik 3 Phase.

Source: https://rejekiinsanmandiri.blogspot.com/2017/07/instalasi-listrik-1-phase-definisi.html